fahmy farid p.

there is no such thing as a moral or an immoral book (idea-red).
book (idea-red) are well written or badly written. that's all.
-oscar wilde, the picture of dorian gray-


`sebuah peradaban,…kebudayaan,…akan hancur oleh sebuah peradaban dan kebudayaan baru yang lebih menarik`.

Seorang sahabat dalam tulisannya mengatakan bahwa "sebuah gagasan baru mula-mula dicemooh dan dicampakkan, kemudian lama-kelamaan mulai dilirik dan akhirnya diminati juga"

Dalam dinamika kehidupan, semua orang akan terus mengadopsi sebuah konsepsi tertentu tentang sesegala -hidup,…mati,…cinta,…benci,…sehat,…sakit,…bahkan tuhan sekalipun-, bukan karena konsep itu ilmiah atau filosofis, tapi karena hal itu berguna bagi mereka.

Secara eksplisit, Oscar Wilde mengatakan bahwa "tidak ada buku (gagasan-red) yang bermartabat atau tidak. buku (gagasan-red) adalah tentang tulisan yang baik atau buruk. itu saja". dapat kita pahami dari sini, manusia akan terus bergerak menuju puncak sebuah peradaban yang dipengaruhi oleh berbagai pemikiran, budaya dan sejarah.

Akan tetapi sirkulasi tersebut akan terputus -stagnan- manakala kebebasan berpendapat dan berkarya terberangus dalam bingkai justifikasi kebenaran yang mutlak dengan menyatakan jika yang lain adalah sebuah 'kesalahan'. budanya saling menyalahkan akan tumbuh dari pola pemikiran seperti ini, sehingga gagasan yang ditawarkan bukan dijadikan sebuah wacana yang memperkaya khazanah pemikiran, tapi sebuah batu karang bagi sekte tertentu yang harus segera dilebur. Padahal perbedaan -jika disikapi secara bijak- akan menjadi stimulus berkembannya sebuah peradaban.

Terkadang kita terjebak dalam diskursus tentang benar dan tidaknya sebuah konsepsi. Semuanya mengarah pada pola pemikiran yang sama, menemukan sebuah idealisme!. Namun idealisme tersebut terbangun dalam cakrawala yang sama pula, eksklusifitas. Eksklusifitas yang tumbuh, terutama dalam tubuh sekte-sekte agama semakin akut. tidak hanya saling menyalahkan yang lain dan membenarkan sendiri, akan tetapi sudah mengarah pada saling kafir-mengkafirkan. Sangat mudah kita menemukan kasus pembunuhan dengan latar belakang agama dan ras.

Disini kita dituntut untuk bijak dalam menyikapi perbedaan pendapat dan keyakinan, dimana sudut pandang dan sikap yang bijak terhadap perbedaan dapat mengumpulkan hati manusia pada kerangka pemikiran dan pemahaman yang sama. Hal ini bertujuan untuk mengungkap kejeniusan manusia yang berjuang untuk hidup dan kebebasan melalui banyak generasi, kebebasan yang mempunyai pola yang jelas dengan tidak turut campur dalam ranah hak dan kebebasan orang lain. Mungkin kebebasan dan keragaman boleh jadi meresahkan sewaktu-waktu, tapi itulah harga yang pantas kita bayar dan kita perjuangkan untuk menghindari kebekuan dsan stagnasi.

Pada akhirnya, kerinduan kami akan bentuk nilai-nilai tuhan dan cinta lewat kesadaran mentalitas itu…terlalu hebat, hingga kami tak lebih berharga dari kebebasan itu sendiri.

save our soul…!

Labels: edit post
0 Responses

Post a Comment